Bahkan Einstein Pun Berduka
Kemarin, 19 Januari 2015, bergegas aku pulang meninggalkan sekolah. Benar. Tidak sampai 5 menit meninggalkan gerbang sekolah. Air tertumpah dari langit begitu derasnya. Waktu sudah menunjukkan jam 15.00. Sebelum sampai rumah, masih ada tempat yang harus ku kunjungi. Perpustakaan daerah.
Dengan agak bergegas, aku mengembalikan buku. Membayar denda keterlambatan. "Aggap saja infaq ya mas?" Begitu petugas perpustakaan menyapa.
Aku tersenyum. Dan bergegas menyusuri lorong-lorong di antara rak-rak buku. Sebuah buku menarik perhatian. Dengan judul memikat. "Bahkan Einstein Pun Berduka".
Dalam bayanganku ini buku sains yang mengasyikan. Kuambil buku itu. Bergegas pulang.
Setelah keadaan rumah terkendali. Kubuka buku itu.
Yaaa...ternyata berisi kumpulan cerpen sains.
Apakah aku kecewa?
Ternyata tidak.
Justru menjadi inspirasi. Boleh juga nih buku. Dengan berbekal pengetahuan selama sekolah, kuliah, mengajar kayaknya bisa deh aku membuatnya.
Ada beberapa judul yang menarik perhatianku. Seperti Magnitis Lithos. Yang saya kira suatu tinjauan non fiksi yang mengasyikkan dalam bidang sains. Tak terbayang, ternyata yang dimaksudkan adalah Magnet. Magnitis Lithos itu dalam bahasa Yunaninya, yang artinya batu magnesian.
Demikian juga Mejikuhibiniu, tak pikir kajian ilmiah tentang spektrum warna. Ternyata berisi cerpen tentang pelangi.
Semakin penasaran diriku untuk mengupas habis buku itu. Apa sih maksud,"Bahkan Einstein Berduka". Apa juga yang dimaksud dengan The Secret of 9 dan seterusnya.
Terus semangat..untuk membaca buku apa pun. Tiap saat.