Wong novel dah banyak kok di perpustakaan. Mending cari buku yang kira-kira di perpustakaan belum ada.
Nah, saat itu kebetulan lagi suka membaca tema-tema feminisme, seperti buku
Kajian Budaya Feminis : Tubuh, Sastra, dan Budaya Pop atau sekilas membaca buku Perempuan Asia (lupa judul lengkapnya). Ya..terus deh ketemu sama novel tentang keperempuanan.
Kisah seorang Sania, wanita perkasa. Yang berani hidup secara berbeda. Menjadi perempuan yang berbeda. Menjadi perempuan yang merindukan sejenisnya.
Ketika ada dua orang bule yang memberikannya harapan baru. Akankah dia tetap bertahan sebagai lesbian. Ataukah kembali menjadi makhluk heteroseksual atau bahkan melakukan poliandri.
Sania yang harus melakukan pertarungan terhadap dirinya. Melawan masa lalu. Melawan ego, rasio, harga diri. Melawan gender, agama dan kenyataan yang menimpanya.
Sania, yang dianggap binatang oleh masyarakat. Binatang yang mengawini sesamanya. Meski kalau dipikir-pikir apakah ada binatang seperti itu.
Bahkan wanita lain yang bertemu dengannya, bukan hanya tidak suka tapi juga khawatir. Jangan-jangan mengikuti langkahnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak perempuan yang bahagia dengan perkawinannya. Dan bagi yang tidak bahagia hanya pasrah. Bagi mereka kepasrahan kepada suami adalah pengabdian yang tertinggi.
Menjadi lesbian, bukanlah cita-cita.