Pengantar Logika : Asas-Asas Penalaran Sistematis
Pengantar Logika |
Pengantar logika, sebuah buku yang menjawab kegusaranku manakala mendengar istilah-istilah seperti atas nama rakyat ketika mendengarkan para politikus bicara. Demikian juga ketika di sekolah maupun komunitas lain, ada yang berkoar-koar mengatasnamakan kekeluargaan, penghormatan dan sejenisnya untuk membungkam opsi-opsi lain yang muncul dalam rapat/briefing.
Ketika orang-orang tertentu mengatasnamakan kebenaran, kekeluargaan dan sejenisnya, seolah-olah logika saya terasa terkunci. Yang ada akhirnya debat-debat tidak mutu (menurut saya loh), yang menang yang pinter ngomong, Meskipun ngomongnya tidak nalar, tetapi karena menjual "kata-kata sakti" akhirnya seolah-seolah dianggap orang oleh sebagian orang. Ternyata, pengggunaan "kata-kata sakti" tersebut, yang melupakan esensi dari argumentasi dianggap sebagai sesat pikir. Begitu setidaknya, dijelaskan dalam buku Pengantar Logika : Asas-Asas Penalaran Sistematis,
Dijelaskan dalam buku tersebut, ada 3 jenis sesat pikir yaitu sesat pikir bahasa, sesat fikir formal, dan sesat pikir material. Sesat pikir bahasa terkait dengan penggunaan bahasa seperti adanya makna ganda dalam kata/kelompok kata/kalimat maupun adanya penggunaan metafora dan aksen-aksen tertentu. Sesat fikir formal terkait dengan kekeliruan dalam pengambilan konklusi melalui penalaran yang tidak sahih. Sesat pikir material terkait dengan materi maupun isi penalaran itu sendiri. Sesat pikir jenis ketiga ini sangat fatal, dan kelihatan sekali menjebak. Bukan karena penggunaan bahasa maupun proses penalaran yang tidak sahih. Benar-benar memporakporandakan logika yang kita pakai.
Jenis-Jenis Sesat Pikir Material
1. Argumen terhadap orangnya
2. Argumen untuk mempermalukan
3. Argumen untuk kewibawaan
4. Argumen ancaman
5. Argumen belas kasihan
6. Argumen demi rakyat
7. Argumen ketidaktahuan
Coba kita amati sesat pikir nomer 6. Argumen ini digunakan untuk membangkitkan/membakar emosi rakyat/orang banyak agar mendukung pemikiran seseorang yang seolah-olah membela rakyat/mengatasnamakan rakyat. Ataupun kita amati sesat pikir nomer 2. Misalnya dengan kata-kata, "Kalau Anda punya hati nurani, pasti Anda akan membenarkan apa yang saya katakan". Begitu dan seterusnya. Kelihatannya logis. Tetapi kalau dicermati jauh-jauh di luar logika.
Intinya dalam sesat pikir jenis ini, sebenarnya esensi yang dibicarakan tidak jelas bahkan tidak jelas, Tetapi menggunakan kekuatan-kekuatan yang menggoyang emosi kita sampai akhirnya kita membenarkan pendapat tersebut. Kalau sudah seperti itu, asas-asas penalaran sistematis pun hilang, Logika yang tidak logis (bahasa modal mana ini).
Ya, kita tidak usahlah memaksakan suatu pendapat dengan segala macam cara. Belum tentu kemenangan kita kekal. Ketika suatu saat yang diajak bicara menganggap kita besar di mulut, hilanglah martabat atau penghormatan kepada kita, Sehingga ketika kita bicara benar pun, belum tentu akan dipercaya.
Demikian postingan mengenai Pengantar Logika : Asas-Asas Penalaran Sistematis, Mohon maaf hanya mengambil sisi kecil dari buku ini. Karena bagian tersebut, yang menjadi inspirasi atau sumber jawaban selama ini dalam mendengar/membaca argumen-argumen yang bisa menggiring massa, tanpa tahu kalau hal tersebut sebagai bentuk kesesatan berpikir.
Bacaan lebih lanjut :
Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Logika : Asas-Asas Penalaran Sistematis. Kanisius
Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Logika : Asas-Asas Penalaran Sistematis. Kanisius