Pendampingan Calon Guru Penggerak di Kabupaten Cilacap
Pada tanggal 13, 15 - 19 Februari 2020, kembali penulis melakukan pendampingan Guru Penggerak di Kabupaten Cilacap. Ada 6 CGP yang kukunjungi yaitu Pak Tri dari SD N Pegadingan 7 Cipari, Pak Imam dan Bu Yayah dari SMP N 1 Cipari, Bu Een dari SMA N 1 Cipari, Pak Pambudi dari SMA N 1 Patimuan, dan P Ibnu dari SMA N 1 Bantarsari.
Seperti biasa, dari Purbalingga, saya lewat jalur Padamara - Purwokerto - Ajibarang terus lewat jalan alternatif. Di antara jalan alternatif tersebut saya ambil arah sehingga terlalu jauh.
Setelah muter-muter, akhirnya lebih dari 3 jam sampai ke SMP N 1 Cipari. Di sana, anak-anak sudah menunggu. Hal yang luar biasa pada pendampingan kali ini adalah adanya evaluasi 360 derajat yang melibatkan kepala sekolah, guru, dan siswa, dan umpan balik dari diri sendiri mengenai kompetensi guru penggerak.
Kompetensi guru penggerak ini meliputi kategori mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran dan memimpin manajemen sekolah. Guru-guru yang sebelumnya bertanggung jawab di kelasnya masing-masing, saat ini harus bisa mempengaruhi rekan/sekolah sehingga transformasi pendidikan bisa berjalan dengan cepat. Meskipun guru-guru yang memiliki DUK lebih tinggi memang tidak boleh sibuk dengan dirinya sendiri tetapi dengan adanya guru penggerak, semua guru baik guru baru maupun guru senior, ber NIP atau tidak memiliki tanggug jawab untuk menjadi penggerak di sekolahnya masing-masing.
Dalam pendampingan tersebut juga dibahas mengenai perintisan komunitas praktis, penerapan disiplin positif serta hasil diskusi dengan rekan kepala sekolah, rekan guru, siswa, dan wali murid yang dituangkan dalam BAGJA, yaitu Buat Pertanyaan - Ambil Pelajaran - Gali Mimpi. Untuk Jabarkan Rencana serta Atur Ekskusi akan dibahas kemudian. BAGJA ini merupakan 5 tahap dalam Inquiri Apresiatif ini tidak fokus pada masalah yang dihadapi tetapi pada kekuatan yang dimiliki untuk membangun impian yang lebih besar bukan sekedar menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Di setiap sekolah, tipe-tipe guru penggerak ini sebenarnya ada. Tetapi kadang mereka tidak memiliki teman atau hilang jiwa penggeraknya karena tidak mendapatkan dukungan yang cukup atau bahkan malah diberikan berbagai beban tugas tambahan yang membuatnya tidak leluasa meningkatkan kompetensinya. Di sinilah peran dari kepala sekolah untuk membantu guru-guru yang memiliki jiwa penggerak untuk dapat mempengaruhi rekan lain agar ikut bersama-sama memajukan sekolah serta mengembangkan kompetensi rekan guru yang lain.
Dalam konteks Pendidikan Guru Penggerak (PGP), perlu dibentuknya Komunitas Praktis sebagai wadah guru (dalam hal ini sebagai praktisi) sebagai wadah belajar dan berbagi praktik baik dalam pembelajaran. Komunitas Praktis ini juga sebagai wadah bagi guru penggerak agar memiliki kekuatan yang lebih ketimbang bergerak sendiri. Ketika tipe-tipe guru penggerak itu tidak mendapat dukungan sangat mungkin lelah sendiri sehingga transformasi pendidikan tidak akan pernah terjadi.
Selama pendampingan di Cilacap, saya menginap di Hotel Paradise Sidareja. Sore hari/malam hari, penulis gunakan waktunya untuk melakukan berbagai refleksi maupun belajar banyak hal terkait peningkatan kompetensi diri.
Jelasnya suka duka selama pendampingan tersebut pasti ada, selain nyasar juga terjebak dalam hujan antara Cilacap - Purbalingga. Tetapi hal itu sebagai pengalaman yang sangat berarti dan mengesankan.
Selalu semangat dan salam penggerak.
Gambar yang atas, pendampingan saya ke dua CGP juga melawatj jalan itu pak😀
BalasHapusIya..asyik jebulnya. Adeem..meski jalan mulai rusak
Hapus