Buka Puasa Hari Pertama Ramadhan di Sidareja Cilacap
Sekitar pukul 17.20 WIB, saya keluar hotel Paradise untuk mencari makan sekaligus membayar tagihan shopee di Alfamart. Setelah selesai urusan shopee, saya melanjutkan perjalanan ke arah timur unruk membeli makanan di warung Lamongan. Walhasil deg...ternyata warungnya tutup. Hingga akhirnya saya mengendarai motorku untuk menuju warung Lamongan yang lain, ternyata juga tutup.
Akhirnya kususuri jalanan sampai melewati rel Sidareja. Dan memang yang banyak dijual semacam es, jus, sop buah, snacak dan makanan non nasi. Di sebelah kiri SMA Nasional Sidareja Cilacap ada warung nasi padang yang buka. Aku parkir di sana, tetapi akhirnya membatalkan beli dan kukendarai motorku kembali ke arah barat. Aku teringat warung langgananku satunya, yang juga tempat favorit untuk santai. Dari perempatan pasar Sidareja ke arah Patimuan (Warung Pak Gayor). Ternyata sampai sana juga tutup. Kemudian saya balik lagi ke arah perempatan dan belok kiri melewati hotel Paradise terus menyusuri jalanan, dan memang yang kutemukan jualan snack sama minuman.
Akhirnya aku berbalik arah, sebelum pasar Sidareja terdengar adzan magrib. Alhamdulillah. Kususuri jalanan lagi, aku kembali ke warung nasi padang yang tadi ditemukan, dan ternyata sampai di sana nasinya habis. Memang ada yang menarik di sana, ada mbak-mbak yang membawa adiknya makan di sana. Ternyata akhirnya si Adik minta makan sendiri, sehingga mbak-mbak itu pesen nasi lagi. Kukira mungkin ini nasi terakhir yang ada di warung itu.
Aku pun menyeberang jalan, karena kulihat ada yang jual sop buah di sana. Lagi-lagi sop buahnya habis. Sehingga aku kembali ke arah barat, dan menemukan sebuah warung yang tertulis ayam bakar. Awalnya memang sempat melihat warung itu, tetapi memang belum pernah makan di sana. Jelasnya perut rasanya menolak untuk makan ayam bakar. Nasi padang pun sebenarnya menghindari. Harapannya, di Lamongan makan pakai lele atau bebek atau burung dara. Jelasnya bukan ayam.
Tapi memang begitulah ceritanya. Akhirnya aku nongkrongin ayam bakar dan minum es teh. Mula-mula yang datang es teh-nya dulu. Kuminum segerr..setidaknya membatalkan puasa. Lebih dari 10 menit menunggu (kurasa) akhirnya ayam bakar yang kutunggu datang. Dan segera dengan lahap kuhabiskan. Ternyata enak juga. Besok-besok bisa ke sini lagi..semoga sih ada menu yang lain.
Ada yang menarik di situ. Saat makan, ada beberapa orang datang mencari makanan, dan memang sudah habis beberapa pilihan menunya. Ada sepasang remaja yang sedang makan di sana, tapi saya gak bisa memastikan itu kakak beradik..bersaudara...atau sepasang kekasih. Tiba-tiba yang cewek menelepon, dan terdengar percakapan. Sekilas yang menerima telepon kelihatan adiknya. Cewek itu menawarkan ayam bakar dan adiknya kelihatan mau (kayaknya si cewek ini merasakan lezatnya ayam bakar di sana. Tapi ternyata yang ada tinggal kepala ayam. Selanjutnya aku gak fokus lagi karena sibuk dengan ayam bakar yang ada di depanku.
Setelah selesai, aku bertanya berapa, dijawab 25 ribu rupiah. Lumayan murah untuk ukuran ayam kampung. Aku minta notanya, dan kuketahui nama warungnya adalah "Mekar Sari", yang menyediakan ayam bakar, ayam goreng, bebek bakar dan rica-rica. Perlu dicoba lagi nih.
Aku kembali ke hotel, dan dalam perjalanan aku berhenti untuk membeli sop buah dan sop sayur. Kulihat saat perjalanan tadi ada yang jualan di sebelah utara deretan pasar. Eh bilangnya habis juga..tepatnya gulanya. Aku akhirnya muter lagi dan menemukan ada yang jualan buah di sebelah selatan, tepatnya di toko mainan. Dan di sana ternyata menyediakan minum dan makanan gratisan. Aku pesen sop buah 2 buah, dan ditawari ambil kolak yang tersedia. Aku ambil dan langsung kumakan. Wah...ternyata manis banget sesuai dengan seleraku. Sop buahnya seharga 16 ribu rupiah dan aku membayar 15 ribu rupiah karena agak kesulitan untuk mengambil uang yang ada di celana jeans yang memang lumayan ketat.
Dan memang mendapat berkah di hari pertama puasa, saat pulang aku menenteng 2 sop buah + 1 plastik kolak + satu bungkus nasi. Ada binar-binar keceriaan di mata ibu penjual sop itu manakala aku mengambil 1 plastik kolak + 1 bungkus nasi. Demikian juga, ada sepasang anak muda yang pesen sop buahnya 1 akhirnya mengambil nasi itu juga. (Harusnya aku yang pesen 1, terus dianya 2 ya? Mandan dholim aku ternyata). Kuucapkan terima kasih pada penjual sop buah itu dan semoga warungnya laris dan berkah. Aamiin...aamiin...aamiin..kudengar balasan kata-kata yang memancarkan rasa kebahagiaan pada dirinya.
Selain pancaran mata penjual sop buah tersebut, aku merasakan harus ikut menikmati makanan yang digratiskan itu sebagai pertanda ada darah donatur yang mengalir dalam tubuhku. Sehingga aku akan selalu teringat, di Cilacap ini masih banyak para donatur yang rela menyisihkan harta dan waktunya untuk ikut berkontribusi dengan cara masing-masing.
Selamat berbuka dan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1442 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar