Jumat, 24 Januari 2025

Deep Learning : Tidak Perlu Melupakan Konsep Pembelajaran Sebelumnya

Deep Learning : Tidak Perlu Melupakan Konsep Pembelajaran Sebelumnya

Dokumentasi penulis

Apa yang dilakukan oleh anak tersebut mungkin belum sampai tahapan deep learning atau pembelajaran mendalam. Karena siswa masih terbatas mencari tahu tentang sifat zat. Belum sampai tahap pada bagaimana pengetahuan yang dimiliki akan dimanfaatkan untuk apa. Tapi bukan berarti harus melupakan konsep pembelajaran sebelumnya. Hal ini bisa merujuk pada definisi deep learning yang didapat dari berbagai sumber.

Definisi 

1. Definisi dari Fullan

Deep Learning is the process of acquiring these six global competencies: character, citizenship, collaboration, communication, creativity, and critical thinking.”

Deep Learning adalah proses perolehan enam kompetensi global ini: karakter, kewarganegaraan, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan pemikiran kritis

2. Definisi dari Puskurjar Kemdikdasmen

Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu (Puskujar, 2025)

3. Definisi dari Kamus Cambridge

a complete way of learning something that means you fully understand it and will not forget it:
Deep learning is the kind you take with you through the rest of your life.

Cara lengkap untuk mempelajari sesuatu yang berarti Anda sepenuhnya memahaminya dan tidak akan melupakannya.
Deep learning adalah jenis yang Anda bawa selama sisa hidup Anda.
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/deep-learning

Dengan melihat dari definisi pertama, ketika pembelajaran dikemas dalam bentuk praktikum maka di sini kompetensi siswa yakni kolaborasi, komunikasi, kreatif, dan berpikir kritis (4C) akan sangat kental. Untuk meningkatkan kompetensi karakter, yakni learning to learn, resilien, regulasi diri, bertanggung jawab, integritas dan lainnya tentunya dapat dikembangkan. Demikian juga dengan karakter kewarganegaraan (citizenship) seperti berpikir global, menyelesaikan berbagai masalah, termasuk juga dengan empati dan kepedulian dengan sesama pun dapat ditingkatkan.

Jadi, memang tidak berhenti pada kompetensi 4C tetapi kompetensi tersebut teraktualisasikan dengan terintegrasi pada kompetensi kewarganegaraan maupun karakter.

Selanjutnya, merujuk definisi kedua, yakni dalam deep learning ini perlunya suasana dan proses pembelajaran yang berkesadaran, kebermaknaan, dan menyenangkan yang melibatkan seluruh aktivitas fisik dan mental. Maka apa yang dilakukan oleh siswa sudah mengarah ke sana meskipun belum sepenuhnya. Misalnya, terkait dengan kebermaknaan maka pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki siswa menjadi bekal yang kuat untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam berbagai konteks yang berbeda. Proses pembelajaran ini tidak berurusan dengan nantinya akan diujikan apa tidak. Karena bisa kembali terjebak pada surface learning atau pembelajaran dangkal lagi.

Biar tidak salah persepsi dalam postingan berikutnya nanti akan kita diskusikan perbedaan antara deep learning dengan surface learning maupun bahasan khusus tentang asesmen dalam deep learning.

Selanjutnya, merujuk definisi ketiga dari Cambridge, dengan deep learning ini maka apa yang dipelajari akan diingat sepanjang hidup. Jadi, memang benar-benar bermakna dan bermanfaat bagi si pembelajar. Bukan lagi belajar keras yang akhirnya apa yang didapat hilang setelah ujian. Begitu kan yang banyak terjadi? Jika ini yang terjadi, dipastikan itu bukan pembelajaran mendalam (deep learning) tetapi pembelajaran dangkal (surface learning).

Deep learning tidak melupakan masa lalu
Ketika deep learning menjadi trending topik, maka lantas tidak akan menggantikan konsep atau praktik pembelajaran sebelumnya. Seperti adanya pembelajaran berdiferensiasi maupun pembelajaran sosial emosional dalam kurikulum merdeka. Discovery/inkuiri, problem based learning, serta project based learning bahkan juga 5M dalam kurikulum 2013.

Apapun kurikulumnya, deep learning ini bisa menjadi solusi untuk menciptakan peserta didik yang memiliki kompetensi yang diharapkan. Menjadikan mereka mendapatkan pengalaman belajar yang akan terbawa sepanjang hidup. Mereka  siap mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya untuk dapat menjawab berbagai permasalahan dalam berbagai konteks baik bagi diri mereka sendiri, lingkungannya, maupun dunia global.

Tentunya dengan semangat engage the world change the world.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog Saya

Comments

Postingan Acak

Pengikut

Back To Top